Cloud Computing? Pasti
banyak dari para pembaca yang sudah sering dengar kata tersebut, atau jika
belum pernah dengar, mungkin pernah dengar istilah dalam bahasa Indonesia-nya,
yaitu “Komputasi Awan”. Ada banyak tulisan dan sudut pandang untuk
menjelaskan apa itu Cloud Computing, namun banyak dari penjelasan
tersebut yang terlalu teknis, sehingga bagi orang awan akan kesulitan untuk
memahaminya. Tulisan ini sengaja dibuat untuk mempermudah orang awam memahami Cloud
Computing. Diharapkan setelah membaca tulisan ini, para pembaca akan bisa
memahami dasar pengetahuan mengenai Cloud Computing dengan lebih mudah.
Isi Materi
I. Apa itu Cloud Computing?
Untuk memudahkan pemahaman
mengenai model cloud computing kita ambil analogi dari layanan listrik
PLN. Tentu kita semua adalah para pemakai listrik dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk bisa menikmati listrik, kita tidak perlu mendirikan
infrastruktur pembangkit listrik sendiri, bukan? Yang perlu kita lakukan adalah
mendaftar ke PLN karena PLN sudah menyediakan layanan listrik ini untuk
pelanggan.
Kalau Anda pernah melihat gardu
induk PLN, Anda akan melihat bagaimana rumitnya instalasi listrik disana dengan
banyak sekali transformator dan peralatan berat lainnya (Resource Pooling).
Disinilah sumber daya listrik berpusat untuk kemudian didistribusikan ke
pelanggan. Distribusi listrik ke pelanggan dari gardu induk ini menggunakan
kabel listrik yang sudah distandarisasi. Kabel antara pembangkit listrik dengan
gardu induk biasa dikenal dengan istilah SUTET (Saluran Udara Tegangan Ektra
Tinggi). Dari gardu induk, distribusi kemudian dipecah ke gardu-gardu lain
sampai akhirnya sampai di rumah pelanggan dengan kabel yang lebih kecil. Kabel
listrik yang ada ini menjamin koneksi listrik yang cepat, sehingga layanan
listrik bisa dinikmati terus menerus (Broad Network Access).
Setelah
mendaftar, pelanggan bisa memakai energi listrik dan membayar kepada PLN
berdasarkan jumlah penggunaan listrik kita tiap bulan. Jumlah yang dibayar
dihitung dari meteran listrik di rumah pelanggan (Measured Service).
Saat pelanggan butuh daya tambahan karena suatu tujuan khusus (misalnya saat
acara pernikahan keluarga), pelanggan tinggal meminta kepada PLN untuk
menambahkan daya, dan suatu saat nanti ketika ingin menurunkan daya lagi,
pelanggan tinggal meminta juga kepada PLN.
Bisa dikatakan penambahan daya
listrik ini bersifat elastis, untuk menambah daya atau menurukannya bisa
dilakukan segera (Rapid Elasticity). Akan sangat menarik jika
kedepannya untuk melakukan penambahan/penurunan daya tersebut, pelanggan bisa
melakukannya sendiri dari suatu alat yang disediakan oleh PLN., sehingga tidak
dibutuhkan lagi interaksi dengan pegawai PLN (Self Service).
Ketika memakai layanan listrik
dari PLN, pelanggan tidak perlu pusing untuk memikirkan bagaimana PLN memenuhi
kebutuhan listrik . Hal terpenting yang perlu diketahui adalah listrik menyala
untuk kebutuhan sehari-hari, serta berapa tagihan listrik yang perlu dibayar
tiap bulannya. Pelanggan tidak perlu mengetahui secara detail bagaimana PLN
merawat infrastruktur listriknya, bagaimana ketika mereka ada kerusakan alat,
bagaimana proses perawatan alat-alat tersebut, dsb. Intinya, pelanggan cukup
tahu bahwa dapat menikmati listrik dan berkewajiban membayar biaya tersebut
tiap bulannya, sedangkan PLN sendiri berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan
listrik pelanggannya.
Nah, analogi PLN di atas adalah
gambaran dari layanan Cloud Computing. Menurut NIST (National
Institute of Standards and Technology), terdapat 5 karakteristik sehingga
sistem tersebut disebut Cloud Computing, yaitu :
1. Resource Pooling
Sumber daya komputasi (storage,
CPU, memory, network bandwidth, dsb.) yang dikumpulkan oleh penyedia
layanan (service provider) untuk memenuhi kebutuhan banyak pelanggan (service
consumers) dengan model multi-tenant. Sumber daya komputasi ini bisa
berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa dipakai secara dinamis
oleh para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.
2. Broad Network Access
Kapabilitas layanan dari cloud
provider tersedia lewat jaringan dan bisa diakses oleh berbagai jenis
perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation, dsb.
3. Measured Service
Tersedia layanan untuk
mengoptimasi dan memonitor layanan yang dipakai secara otomatis. Dengan monitoring
sistem ini, kita bisa melihat berapa resources komputasi yang telah
dipakai, seperti: bandwidth , storage, processing, jumlah pengguna
aktif, dsb. Layanan monitoring ini sebagai bentuk transparansi antara cloud
provider dan cloud consumer.
4. Rapid Elasticity
Kapabilitas dari layanan cloud
provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara dinamis berdasarkan
kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan atau menurunkan kapasitas
layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini biasanya tidak terbatas, dan service
consumer bisa dengan bebas dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan
setiap saat.
5. Self Service
Cloud Consumer bisa mengkonfigurasikan secara mandiri layanan yang
ingin dipakai melalui sebuah sistem, tanpa perlu interaksi manusia dengan pihak
cloud provider. Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus tersedia
segera dan saat itu juga secara otomatis.
Kelima karakteristik Cloud
Computing tersebut harus ada di service provider jika ingin disebut
sebagai penyedia layanan Cloud Computing. Salah satu saja dari layanan
tersebut tidak terpenuhi, maka penyedia layanan tersebut belum/tidak pantas
disebut sebagai cloud provider.
II. Layanan Cloud Computing
Setelah pengguna mengetahui
karakteristik dari Cloud Computing, berikutnya akan dibahas jenis-jenis
layanan dari Cloud Computing. NIST sendiri membagi jenis layanan Cloud
Computing menjadi tiga sebagai berikut:
1. Software as
a Service (SaaS)
SaaS adalah layanan dari Cloud Computing dimana
pelanggan dapat menggunakan software (perangkat lunak) yang telah
disediakan oleh cloud provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat
lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan baik.
Contoh dari layanan SaaS ini
antara lain adalah :
- Layanan
produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud, dsb.
- Layanan email:
Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb.
- Layanan social
network: Facebook, Twitter, Tagged, dsb.
- Layanan instant
messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb.
Selain
contoh di atas, tentu masih banyak lagi contoh yang lain. Dalam perkembangannya,
banyak perangkat lunak yang dulu hanya bisa dinikmati dengan menginstal
aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa
dinikmatidengan layanan Cloud Computing.
Keuntungan dari SaaS ini adalah
kita tidak perlu membeli lisensi software lagi. Kita tinggal berlangganan ke cloud
provider dan tinggal membayar berdasarkan pemakaian.
2. Platform as a Service
(PaaS)
PaaS adalah layanan dari Cloud Computing kita bisa
menyewa “rumah” berikut lingkungannya, untuk menjalankan aplikasi yang telah
dibuat. Pelanggan tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara
“rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat dapat berjalan dengan baik.
Pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network, database engine,
framework aplikasi, dll) menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan.
Sebagai analogi, misalkan ingin menyewa kamar hotel, kita tinggal tidur di
kamar yang sudah disewa, tanpa peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan
lingkungan kamar. Yang terpenting adalah, suasananya nyaman untuk digunakan.
Jika suatu saat dibuat tidak nyaman, maka pelanggan dapat pindah ke hotel lain
yang lebih bagus layanannya.
Contoh penyedia layanan PaaS:
Amazon Web Service, Windows Azure, dan GoogleApp Engine
Keuntungan dari PaaS bagi
pengembang dapat fokus pada aplikasi yang sedang dikembangkan tanpa harus
memikirkan “rumah” untuk aplikasi, dikarenakan ahl tersebut sudah menjadi
tanggung jawab cloud provider.
3. Infrastructure as a
Service (IaaS)
IaaS adalah layanan dari Cloud Computing sewaktu
kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory,
network, dsb). Dapat didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU),
penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwidth , dan
konfigurasi lainnya yang akan disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini
adalah seperti menyewa komputer yang masih kosong. Kita sendiri yang
mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan kita dan
bisa kita install sistem operasi dan aplikasi apapun diatasnya.
Contoh penyedia layanan IaaS
: Amazon EC2, Rackspace Cloud, Windows Azure, dsb. Keuntungan dari IaaS ini
adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi
komputer
virtual tersebut dapat diubah (scale up/scale down) dengan mudah.
Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa
tambahkan CPU, RAM, Storage, dsb. dengan segera.
Setelah kita tahu jenis layanan
dari cloud computing, sekarang kita bahas tentang deployment model dari
cloud computing. Menurut NIST, ada empat deployment model dari cloud
computing ini, yaitu:
a. Public Cloud
Adalah layanan Cloud
Computing yang disediakan untuk masyarakat umum. Pengguna bisa langsung
mendaftar ataupun memakai layanan yang ada. Banyak layanan Public Cloud yang
gratis, dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa menikmati layanannya.
Contoh Public Cloud yang
gratis: GoogleMail, Facebook, Twitter, Live Mail, dsb.
Contoh Public Cloud yang
berbayar: Sales Force, Office365, GoogleApps, dsb.
Keuntungan: Pengguna tidak perlu berinvestasi untuk merawat
serta membangun infrastruktur, platform, ataupun aplikasi. Kita tinggal memakai
secara gratis (untuk layanan yang gratis) atau membayar sebanyak pemakaian (pay
as you go). Dengan pendekatan ini,
kita
bisa mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure) menjadi Opex
(Operational Expenditure).
Kerugian: Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet
(koneksi) yang kita pakai. Jika koneksi internet mati, maka tidak ada layanan
yang dapat diakses. Untuk itu, perlu dipikirkan secara matang infrastruktur
internetnya.
b. Private Cloud
Adalah layanan cloud
computing yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari
organisasi/perusahaan. Biasanya departemen IT akan berperan sebagai service
provider (penyedia layanan) dan departemen lain menjadi service consumer.
Sebagai service provider, tentu saja
Departemen IT harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik
sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan,
baik infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang ada.
Contoh layanannya:
SaaS: Web Application, Mail Server, Database Server untuk
keperluan internal.
PaaS: Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database
yang untuk internal.
IaaS: Virtual machine yang bisa di-request
sesuai dengan kebutuhan internal.
Keuntungan: Menghemat bandwidth internet
ketika layanan itu hanya diakses dari jaringan internal.Proses bisnis tidak
tergantung dengan koneksi internet, akan tetapi tetap saja tergantung dengan
koneksi jaringan lokal (intranet).
Kerugian: Investasi besar, karena kita sendiri yang harus
menyiapkan infrastrukturnya. utuh tenaga kerja untuk merawat dan menjamin
layanan berjalan dengan baik.
c. Hybrid Cloud
Adalah gabungan dari layanan Public
Cloud dan Private Cloud yang diimplementasikan oleh suatu
organisasi/perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih proses
bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana
yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Contohnya:
Perusahaan A menyewa
layanan dari GoogleApp Engine (Public Cloud) sebagai “rumah” yang dipakai untuk aplikasi yang
mereka buat. Di negara tersebut ada aturan kalau data nasabah dari sebuah
perusahaan tidak boleh disimpan pada pihak ketiga. Untuk menaati peraturan yang
ada, data nasabah dari perusahaan A tetap disimpan pada database mereka
sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan konektifitasnya ke database
internal tersebut.
Perusahaan B menyewa layanan
dari Office365 (Public Cloud). Karena perusahaan B tersebut sudah
mempunyai banyak user yang tersimpan di Active Directory yang berjalan
di atas Windows Server mereka (Private Cloud), akan lebih efektif kalau
Active Directory tersebut dijadikan identity untuk login ke Office365.
Keuntungan: Keamanan data terjamin karena data dapat dikelola
sendiri (hal ini TIDAK berarti penyimpan data di public cloud tidak
aman, ya).
Lebih leluasa untuk memilih
mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan mana
proses bisnis yang bisa dipindahkan ke public cloud dengan tetap menjamin
integrasi dari keduanya.
Kerugian: Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public
cloud dan private cloud, infrastruktur internet harus dipikirkan
secara matang.
d. Community Cloud
Adalah layanan Cloud
Computing yang dibangun eksklusif untuk komunitas tertentu, yang consumer-nya
berasal dari organisasi yang mempunyai perhatian yang sama atas
sesuatu/beberapa hal, misalnya saja standar keamanan, aturan, compliance, dsb.
Community Cloud ini bisa dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh
satu atau lebih organisasi dari komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun
kombinasi dari keduanya.
Keuntungan: Bisa bekerja sama dengan organisasi
lain dalam komunitas yang mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan hal yang
sama bersama-sama tentunya lebih ringan daripada melakukannya sendiri.
Kerugian: Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap
organisasi tersebut saling berbagi sumber daya.
III. Contoh Penerapan Komputasi (Cloud Computing)
pada artikel sebelumnya telah kita bahas
tentang model-model komputasi. pada artikel berikut ini akan dijelaskan tentang
penerapan dari salah satu model komputasi tersebut, yaitu cloud computing.
cloud computing belakangan ini sedang menjadi tren. perusahaan dan individu
menggunakan teknologi ini untuk menghemat dan memudahkan pekerjaan
mereka.
Gmail dan Yahoo mail
sebenarnya kita sudah lama menggunakan teknologi cloud computing, hanya
saja kita tidak sadar tentang teknologi tersebut. salah satu contohnya adalah
layanan email seperti Gmail dan Yahoo Mail yang sering kita gunakan.
Cloud computing adalah teknologi yang menggunakan internet dan server pusat
yang jauh untuk menjaga/mengelola data dan aplikasi. Cloud computing membantu
konsumen dan pebisnis untuk menggunakan aplikasi tanpa melakukan instalasi,
mengakses file pribadi mereka di komputer manapun dengan akses internet.
Teknologi ini memungkinkan efisiensi lebih dengan memusatkan penyimpanan,
memory, pemrosesan, dan bandwith.
Contoh cloud computing adalah Yahoo email atau Gmail. Anda tidak perlu
software atau server untuk menggunakannya. Semua konsumen hanya perlu koneksi
internet dan mereka dapat mulai mengirimkan email. Software manajemen email dan
server semuanya ada di cloud (internet) dan secara total dikelola oleh provider
seperti Yahoo, Google, etc. Konsumen hanya perlu menggunakan software itu
sendiri dan menikmati manfaatnya.
Pada kali in saya akan menjelaskan salah satu contoh cloud computing yaitu
gmail. Pertama kita masuk ke situs www.gmail.com.
Apabila kita telah memiliki akun pada gmail, kita tinggal memasukkan nama
pengguna dan sandi dan klik masuk. Namun apabila kita belum memiliki akun
gmail, kita tinggal mengklik buat akun.
Apabila kita akan mengirim email, kita tinggal mengklik tulis email yang
terdapat pada bagian kiri atas. Kemudian pada bagian kepada, kita tinggal
memasukkan alamat email yang kita tuju, dan terdapat judul subjek yaitu maksud
kita mengirim email. Kemudian pada bagian tulisan, kita akan menulis apa yang
akan kita kirimkan. Dan apabila sudah selesai, kita tinggal memilih kirim.
Kita pun bisa mengirim lampiran email dalam bentuk apa pun, baik dalam
bentuk word, excel, powerpoint, dll. Kapasitas email yang terdapat di gmail
termasuk yang paling besar yaitu sekitar 7589 MB.
Pada gmail, kita juga bisa menelpon dan bersms dengan seseorang, tanpa
menggunakan pulsa. Kita cukup memasukkan no handphone yang akan kita
telpon/sms.
Penutup
Kesimpulan
Tulisan Pengantar Cloud
Computing ini diharapkan bisa memberikan gambaran awal bagi Anda yang belum
memahami mengenai Cloud Computing. Setelah Anda paham mengenai
karakteristik, jenis layanan, dan deployment model dari cloud
computing ini, Anda bisa mulai untuk mendalami sesuai dengan ketertarikan
masing-masing. Dalam perkembangannya banyak sekali penyedia layanan SaaS,
PaaS ataupun IaaS yang bisa Anda pertimbangkan untuk memenuhi
kebutuhan anda.
Bagi end
user, Anda bisa mendalami bagaimana memakai layanan SaaS sesuai dengan
aplikasi yang Anda butuhkan karena tren ke depan akan semakin banyak aplikasi
yang biasa Anda gunakan di desktop akan ada di cloud. Untuk software
developer dan software architect mulai sekarang Anda bisa mendalami
bagaimana memanfaatkan layanan PaaS untuk membuat aplikasi yang Anda buat
berjalan di cloud. Anda cukup fokus kepada aplikasi yang Anda buat, dan
biarkan PaaS provider memastikan “rumah” yang nyaman untuk aplikasi
Anda. Jika Anda seorang SysAdmin, IT Pro Anda bisa mendalami IaaS karena Anda
yang akan menyiapkan dan memelihara infrastruktur dari cloud.
Daftar Pustaka
Buku :
Budiyanto Alex. (2012). "Pengantar Cloud Computing".
Website :
https://fidianingsih.wordpress.com/2012/11/25/pengantar-telematika-contoh-penerapan-komputasi-cloud-computing/
Keyword :
Semester3