Slide # 1

Slide # 1

Gunadarma University

Slide # 2

Slide # 2

Loby Kampus J1

Slide # 3

Slide # 3

Kampus D Universitas Gunadarma

Slide # 4

Slide # 4

Perpustakaan Kampus H

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Jumat, 25 Oktober 2013

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK

PENDAHULUAN
   Keluarga merupakan pendidikan pertama dalam kehidupan anak, karena dari merekalah anak mendapat pendidikan pertama serta dasar pembentukan kepribadian mereka dimasa depan. Keluarga memberikan dampak besar untuk perkembangan watak, moral dan pendidikan anak.

   Orang tua berperan sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadapa anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik terhadap anak-anaknya, akan tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan dan dibatasi kebebasannya. Itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berfikir bahkan kecerdasan mereka.

A.Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua adalah pola prilaku yang diterapkan orang tua terhadap anaknya dan bersifat relatif konsisten dari waktu kewaktu. Anak dapat merasakan pola prilaku ini dari segi negatif dan juga positif. Setiap orang tua memiliki cara tersendiri untuk mendidik anaknya. Pola asuh orang tua merupakan gambaran sikap dan prilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama berada dalam kegiatan pengasuhan.

B. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

1. Pola asuh Demokratis
    Pola asuh Demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, dan tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Pengaruh pola asuh Demokratis adalah menciptakan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri dan mempunyai hubungan baik dengan teman-temanya.

2. Pola asuh Otoriter
   Pola asuh Otoriter adalah pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti. Pola asuh Otoriter biasanya berdampak buruk pada anak, karena dapat menjadikan seorang anak menjadi penakut, pendiam, tertutup, gemar menentang, suka melanggar norma dan berkepribadian lemah.

3. Pola asuh Penelantar
    Pola asuh macam ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim kepada anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk kepentingan pribadi mereka seperti bekerja, dan terkadang mereka menghemat pengeluaran untuk anak mereka. Pola asuh ini akan menghasilkan anak yang agresif, kurang tanggng jawab, tidak mau mengalah, sering bolos dan bermasalah dengan teman.

4. Pola asuh Permisif
Pola asuh Permisif memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu hal tanpa adanya pengawasan yang berarti. Pola asuh ini akan menghasilkan anak-anak yang cenderung tidak mau patuh, manja, kurang mandiri, egois dan kurang percaya diri.

C. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dan utama bagi kehidupan seorang anak. Anak akan lebih banyak mengahbiskan waktu dengan keluraga dibanding dengan kelompok sosial lainnya. Anggota keluarga adalah pemberi dampak yang besar bagi perkembangan kepribadian seorang anak, bahkan lebih besar dari pada pengaruh lainnya (lingkungan). Contoh :
1. Jika didalam keluarga ia hidup dalam permusuhan, maka dia belajar berkelahi.
2. Bila dia hidup di dalam ketakutan, maka ia akan belajar menjadi penakut.
3. Bila dia hidup dikasihani, maka dia akan mengasihani dirinya sendiri.
4. Bila dia hidup dalam toleransi, maka dia akan belajar bersabar.
5. Bila dia hidup diejek, maka dia akan belajar menjadi malu.

Pengaruh pola asuh dan latar belakang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak :

1. Perbedaan antara orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pembentukan kepribadian anak. Kenyataan yang terjadi pada saat ini adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya karena kedua orang tuanya bekerja. Yang dapat mengakibatkan berkurangnya interaksi langsung antara anak dan orang tua, yang juga dapat menyebabkan berkurangnya keharmonisan dalam keluarga. Dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dapat menyebabkan anak tersebut menjadi manja. Kurangnya perhatian orang tua juga dapat menyebabkan anak mencari perhatian di luar lingkungan keluarga.

2. Perbedaan antara orang tua yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang memiliki latar pendidikan yang tinggi akan memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada anaknya. Pada umumnya orang tua tahu bagaimana tingkat perkembangan anaknya dan tahu teknik/cara mendidik anak yang baik dan benar. Berbeda dengan orang tua yang berlatar belakang pendidikan yang rendah. Pada umumnya dalam pengasuhan anak orang tua tidak memperhatikan tingkat perkembangan anak. Ini dikarenakan orang tua yang awam dan tidak mengerti tingkat perkembangan anak.

3. Perbedaan antara orang tua yang mempunyai tingkat ekonomi menengah keatas dan menengah kebawah terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang memiliki tingkat ekonomi menengah keatas biasanya sering memanjakan anaknya. Semua pengasuhan anak sebagian besar hanya dengan materi. Kasih sayang orang tua hanya sebatas memberikan materi dan memenuhi kebutuhan anak. Sedangkan orang tua dengan tingkat ekonomi menengah kebawah dalam cara pengasuhannya memang kurang dapat memenuhi kebutuhan anak yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan anak, yang benar benar penting bagi anak. Hanya perhatian penuh yang dapat di berikan orang tua kepada anaknya.

D. Kesimpulan
Kepribadian seorang anak tergantung kepada pola asuh orang tua yang mendidiknya. Sifat pola asuh orang tua diakibatkan oleh beberapa hal : Pola asuh orang tua yang bekerja dengan yang tidak bekerja, ekonomi tinggi dengan rendah dan pendidikan tinggi dengan rendah.



Semester 1

Sabtu, 12 Oktober 2013

MASALAH SOSIAL TENTANG PENGANGGURAN

PENGERTIAN MASALAH SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

MASALAH SOSIAL TENTANG PENGANGGURAN
Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang,sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran dari faktor pribadi :
1. Faktor kemalasan
2. Faktor cacat atau umur
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
c. Pengembangan sektor ekonomi
d. Banyaknya tenaga kerja wanita
Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
a. Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
f. Penerapan rasionalisasi
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
h. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.
1. Kurangnya informasi
2. Tidak adanya sistem penerimaan publik
3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan
Hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang lowongan pekerjaan.

CARA MENANGGULANGI PENGANGGURAN
Pemerintah lebih tegas untuk mengatasi masalah kependudukan, yakni dengan mencoba mengendalikan pertumbuhan penduduk, karena disadari pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan memicu munculnya pengangguran di masa yang akan datang
Pemerintah juga harus memberikan dan mengarahkan pendidikan sumber daya ke arah yang lebih baik, dengan memperbanyak pusat-pusat pelatihan kerja, serta dengan memberi kemudahan bagi pengelolaan sekolah-sekolah kejuruan.
Usaha lainnya adalah dengan mencoba membuka kesempatan dan lapangan kerja di daerah-daerah yang selama ini kurang berkembang kegiatan ekonominya. Sehingga proses pemeretaan kesempatan kerja menjadi lebih terjamin keberhasilaanya, selain mengurangu konsentrasi tenaga kerja di pulau Jawa.